top of page

PT Equityworld Futures : Bursa Asia Makin Optimis Didorong Rilis Data Lapangan Kerja AS

  • Writer: PT Equityworld Futures Samarinda
    PT Equityworld Futures Samarinda
  • Oct 8, 2019
  • 2 min read

Equityworld Futures - Bursa saham Asia bergerak menguat Senin petang setelah data menunjukkan tingkat pengangguran di Amerika Serikat turun ke level terendah dalam hampir 50 tahun dan hal tersebut mengurangi kekhawatiran atas perlambatan ekonomi terbesar di dunia itu.

Menurut berita yang dilansir Reuters, indeks MSCI yang terdiri dari saham-saham Asia Pasifik selain Jepang (MIAPJ0000PUS) meningkat sebesar 0,16%. Indeks saham Australia (AXJO) naik 0,63%. Indeks saham Nikkei Jepang (N225) dibuka menguat tetapi berbalik arah dan turun 0,2%.

Indeks patokan kawasan Eropa yakni Euro Stoxx 50 berjangka (STXEc1) bertambah sebanyak 0,2% menjadi 3.435, DAX Jerman berjangka (FDXc1) naik 0,18%, sedangkan FTSE berjangka (FFIc1) turun tipis 0,03%.

Saham berjangka AS, (ESc1) jatuh sebesar 0,39% di Asia Senin ini setelah S&P 500 (SPX) melonjak 1,4% pada Jumat silam.

Laporan tersebut juga mendorong naik aset safe haven seperti emas dan yen.

Minyak mentah berjangka diperdagangkan stabil di tengah sikap hati-hati investor soal penyelesaian sengketa perdagangan.

Sentimen terhadap ekonomi AS memburuk pada minggu lalu setelah data manufaktur dan jasa yang mengecewakan mengisyaratkan perang perdagangan mulai berdampak pada berbagai sektor dan penurunan suku bunga yang lebih besar akan diperlukan untuk mencegah potensi resesi pada perekonomian terbesar di dunia itu.

Tetapi peningkatan moderat lapangan pekerjaan di AS untuk bulan September, yang diumumkan pada hari Jumat lalu, meredakan beberapa kekhawatiran tersebut dan mendorong kenaikan pasar di AS pada hari itu. Tingkat pengangguran AS turun menjadi 3,5% pada September untuk mencapai tingkat terendah sejak Desember 1969.

Lapangan kerja nonpertanian AS juga tumbuh pada bulan September, tetapi sedikit lebih rendah dari estimasi.

Minggu ini, fokus utamanya adalah negosiasi perdagangan tingkat tinggi antara AS-Cina yang diharapkan berlangsung di Washington pada 10-11 Oktober mendatang untuk melihat apakah kedua belah pihak dapat mengakhiri perang dagang yang telah melukai pertumbuhan global dan meningkatkan risiko resesi.

Amerika Serikat dan Cina telah saling mengenakan tarif barang satu sama lain sebagai bagian dari perseteruan panjang soal praktik perdagangan Beijing, yang menurut Washington tidaklah adil.

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah melonggarkan kebijakan untuk mencoba mengimbangi dampak dari perang dagang tersebut.

Federal Reserve telah menurunkan suku bunganya dua kali di tahun ini. Sebelum laporan pekerjaan, trader melihat peluang sebesar 85,2% bahwa Fed bakal memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,75%-2,00% di bulan ini, tetapi peluang itu kini telah turun menjadi 81,1%, menurut alat FedWatch CME Group.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun (US10YT=RR) naik menjadi 1,5272% pada hari Senin dibandingkan dengan penutupan di AS sebesar 1,5140% pada Jumat silam.

Emas spot, aset yang sering dibeli pada saat ketidakpastian pasar berlangsung, naik tipis 0,05% menjadi $1,505,11 per ons.

Yen, yang juga dianggap sebagai aset safe haven, sedikit menguat menjadi 106,85 terhadap dolar AS dan naik menjadi 72,12 per dolar Australia (AUDJPY=).

Minyak mentah AS (CLc1) mendatar di level harga $52,81 per barel. Minyak mentah Brent (LCOc1) turun 0,15% menjadi $58,28 per barel. Selain kekhawatiran perekonomian global, tanda-tanda kelebihan pasokan di pasar juga membebani harga minyak berjangka ini.

Follow "THIS JUST IN"
  • Facebook Basic Black
  • Twitter Basic Black
  • Black Google+ Icon
Search By Tags

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page