PT Equity World Futures : JK Beberkan Rencana Pemerintah Bangun Kereta Kencang JKT-SBY
- PT Equityworld Futures Samarinda
- Jun 14, 2018
- 2 min read

Equity World Futures - Pemerintah sedang mengkaji pembangunan Kereta Kencang Jakarta-Surabaya(JKT-SBY). Hal itu diungkapkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat kunjungan kerja di Jepang pekan ini. JK mengaku telah menangkap sinyal dari pihak Jepang bahwa mereka tertarik untuk ikut membangun Kereta Kencang Jakarta-Surabaya yang nilainya ditaksir mencapai Rp 100 triliun. Meski rencana tersebut masih belum jelas, namun JK mengatakan bahwa proyek itu akan dibangun dalam beberapa tahap. Dia juga yakin pembangunan proyek Kereta Kencang Jakarta-Surabaya bisa dimulai pada 2019.
Pemerintah masih terus mengkaji proyek pembangunan kereta kencang Jakarta (JKT)-Surabaya (SBY). Nantinya pembangunan tahap pertama dari proyek tersebut akan sampai ke Semarang, Jawa Tengah. "Ya tahap pertama (kereta kencang) tentu sampai Semarang dulu," kata JK di sela-sela kunjungan kerjanya ke Jepang, JK mengatakan, rencananya pembangunan kereta kencang tahap pertama tersebut dimulai 2019. Walau begitu dia tidak bisa memastikan kapan jalur kereta kencang tahap pertama itu bisa tersambung hingga Semarang. Dia bilang, bahwa pihak Jepang tertarik untuk menggarap proyek tersebut. "Saya belum tahu rencananya, tapi biasanya Jepang itu bekerja lebih cepat. Perencanaannya detil tapi pekerjaannya lebih cepat,"
Proyek Kereta Kencang JKT-SBY memang masih dalam tahap wacama. Namun pemerintah sudah memikirkan terkait pembiayaan proyek. Wapres Jusuf Kalla (JK) mengatakan rencananya pihak Jepang akan memberikan pinjaman untuk membiayai proyek tersebut. Dengan begitu proyek kereta kencang tak sepenuhnya memakai anggaran negara, sehingga APBN tak terbebani. "Pendanaan sudah oke. Nggak (dari APBN), ini loan (pinjaman) Jepang," JK juga mengatakan bahwa Jepang akan membiayai seluruh pendanaan proyek. Namun demikian, dia tidak merinci berapa nilai pinjaman yang akan diberikan pihak Jepang. Proyek ini sendiri memang diperkirakan memiliki nilai investasi hingga lebih dari Rp 100 triliun. Nilai itu meningkat dari investasi sebelumnya yang sebesar Rp 60 triliun hingga Rp 70 triliun. Namun pemerintah masih berupaya agar proyek tersebut tak memakan pendanaan hingga Rp 100 triliun. Ada beberapa langkah yang bakal dicoba pemerintah dalam menekan nilai proyek. "Kita juga mungkin ada permasalahan umumnya, tapi sedikit, tidak banyak. Karena umumnya sebagian besar itu sudah dikuasai KA, tinggal dibangun satu line lagi. Jadi akan menjadi tiga line. Sekarang sudah dua, kalau mau dibangun yang satu kan tidak mungkin ditutup,"