top of page

PT Equity World Futures : Dolar Rp 14.000, Lebih Tinggi dari Krismon 1998?

  • Writer: PT Equityworld Futures Samarinda
    PT Equityworld Futures Samarinda
  • May 11, 2018
  • 2 min read

Equity World Futures - Dolar Amerika Serikat (AS) terus memberikan tekanan terhadap rupiah. Tak terasa, pagi ini saja, dolar AS sudah bertengger di Rp 14.027. Laju rupiah terhadap dolar AS sudah mengalami perjalanan yang panjang sampai dolar AS sampai pagi ini di Rp 14.027. Pada 28 tahun lalu, dolar AS hanya sebesar Rp 2.000 saja. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp 2.000 dengan titik terendah nya di Rp 1.977 per dolar AS pada tahun 1991.

Dolar Amerika Serikat (AS) terus memberikan tekanan terhadap rupiah. Tak terasa, pagi ini saja, dolar AS sudah bertengger di Rp 14.027. Laju rupiah terhadap dolar AS sudah mengalami perjalanan yang panjang sampai dolar AS sampai pagi ini di Rp 14.027. Pada 28 tahun lalu, dolar AS hanya sebesar Rp 2.000 saja. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp 2.000 dengan titik terendah nya di Rp 1.977 per dolar AS pada tahun 1991.

Dolar AS terus melemah, dan mencapai Rp 8.000 pada Oktober 1998. Seiring berjalan nya waktu, dolar AS pun kembali menguat. Memasuki masa krisis finansial global di 2007 akibat krisis subprime mortgage di AS, nilai tukar rupiah sudah berada di kisaran Rp 9.000-10.000. Pelemahan rupiah justru terjadi setelah krisis finansial berakhir dan mata uang negara-negara barat mulai pulih. Sekitar tahun 2009, dolar AS sudah berada di rentang Rp 11.800 hingga di atas Rp 12.000. Namun berkat pertumbuhan ekonomi RI yang kuat di 2010-2012, rupiah bisa kembali perkasa. Dolar AS pun sempat turun hingga ke Rp 8.500. Sayangnya, Indonesia yang ketergantungan bahan bakar minyak (BBM) harus mengimpor dalam jumlah banyak tiap tahun. Pemerintah juga terus memberi subsidi kepada masyarakat sehingga konsumsi BBM tetap tinggi. Tingginya impor ini memicu neraca perdagangan RI jadi defisit, besar pasak daripada tiang alias terlalu banyak impor ketimbang ekspor nya. Akibatnya secara perlahan dolar AS terus menanjak sampai menembus kisaran Rp 12.000 lagi. Setelah pergantian rezim dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), subsidi BBM pun dicabut supaya Indonesia bisa mengurangi konsumsi minyak dan menekan impor. Dolar AS sudah menguat sebanyak 7,7% sejak awal tahun ini. Banyak faktor yang bisa menyebabkan pelemahan rupiah ini, mulai dari inflasi yang cukup tinggi hingga rencana The Federal Reserve menaikkan tingkat suku bunga acuan.

Dolar Amerika Serikat (AS) terus mencatatkan penguatan. Pagi ini saja, dolar AS sudah bertengger di Rp 14.027 dan sempat menyentuh Rp 14.040 yang merupakan posisi tertinggi sejak awal tahun. Mengutip data Reuters, Selasa (8/5/2018) pada pukul 09.30 WIB, dolar menyentuh Rp 14.040. Saat ini dolar AS berada di Rp 14.033.


Comments


Follow "THIS JUST IN"
  • Facebook Basic Black
  • Twitter Basic Black
  • Black Google+ Icon
Search By Tags

Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page